Rabu, 21 November 2012

K A T A SHITORIYU By dudinurhadi


SEIENCHIN 

Seienchin merupakan shitei ke dua dalam aliran karate Shito-ryu.

Pengertian 
Secara harfiah Seienchin dapat berarti “memadamkan pemberontakan di pos terdepan”. Terlihat dari huruf pertama
yang berarti menyita, huruf kedua yang berarti menarik, dan huruf ketiga yang berarti pertempuran. Tetapi ada pula yang menafsirkannya sebagai "ketenangan dalam badai".

Sejarah Seienchin
Seienchin merupakan sebuah kata China yang sangat kuno. Ada kemungkinan kata ini berasal dari Xingyi ( atau Hsing-I ). Banyak gerakan Seienchin yang mirip dengan gerakan Xingyiquan. Xingyiquan adalah ilmu bela diri Tiongkok yang menggabungkan filosofi Wu Xing (lima elemen) ke dalam jurus-jurusnya. Xingyi adalah ilmu bela diri tertua di antara tiga ilmu bela diri neijia (lainnya adalah Baguazhang dan Taijiquan). Pada zaman dahulu Xingyiquan juga disebut Xin Yi Liu He Quan (terjemahan lepas: Jurus (pukulan) Enam Keharmonisan Hati dan Pikiran). Mempunyai dua belas gerakan yang berasal dari binatang, yaitu naga, macan, monyet, kuda, buaya, ayam jago, burung elang, burung walet, burung rajawali, beruang dan roc (binatang legenda).
Seienchin dan Xingyiquan memiliki karakteristik umum dan prinsip-prinsip yang sama. Fitur gerak kaki dan gerakan linear untuk melakukan serangan secara mengejutkan. Meskipun penampilan jurusnya keras, keindahan dan kelembutan gerakan merupakan hal penting untuk mencapai kesempurnaan. Efisiensi dan perbendaharaan gerakan merupakan kualitas Xingyiquan dan Seienchin.
Filsafat pertarungan dalam Seienchin dan Xingyiquan adalah kestabilan serangan dan pertahanan. Ada sebuah ungkapan umum dalam Xingyiquan bahwa "tangan tidak meninggalkan jantung dan siku tidak meninggalkan rusuk" . Begitu juga dalam kata Seienchin.
 Beberapa teknik dalam Seienchin juga menyerupai Liu He Ba Fa (
六合 ) atau Delapan Metode  Enam Harmoni. Pada gerakan akhir Seienchin menunjukan bahwa seienchin memiliki corak teknik / karakteristik yang sama dengan langkah pembuka Liu He Ba Fa.
Seienchin merupakan kata ciptaan Kanryo Higashiona; Master yang --bersama Yasutsune Itosu-- merupakan cikal-bakal berdirinya aliran karate Shito ryu. Mengingat bahwa kata ini diciptakan Higashiona, bisa dipahami bahwa banyak ahli berpendapat bahwa Seiencin secara teknik juga berakar pada kungfu dari aliran Tinju Pendeta. Higashiona sendiri populer dengan julukan Kensei atau Si Tinju Suci.
Interpretasi Seienchin sebagai ketenangan dalam badai lebih berkembang di kalangan Naha-te (karate gaya Naha). Ini disebabkan oleh fakta bahwa Higashiona merupakan bapak Naha-te. Seienchin juga dideskripsikan sebagai kata yang mempunyai 'Yin dan Yang' dalam performensnya. Ini sehubungan dengan adanya kontras antara keras-lembut dan pelan-cepat dalam gerakannya. Kontras inilah yang menjadi ciri utama Naha-te. Dalam kasus Seienchin, seolah-olah badai justru muncul dari fase-fase lembut dalam kata ini.
Dalam pelatihannya, Matsutatsu Oyama -- pendiri aliran Kyokushin ryu -- sering menganalogikan kata ini sebagai meditasi recovery bagi samurai. Seperti diketahui, pada masa Jepang Feodal, para samurai sering harus mengembara selama berbulan-bulan. Usai sekian kali pertarungan yang secara akumulatif menghabiskan energi dan pikiran, mereka akan mengasingkan diri untuk bermeditasi untuk mengembalikan kekuatan dan semangatnya. Demikian pula halnya dengan latihan Seienchin. Teknik-teknik yang dibangun diatas shiko dachi (kuda-kuda penunggang kuda) yang kokoh dan sangat rendah, dibarengi teknik pernafasan, tangkisan dan pukulan yang dinamis menjadi jalan lempang kearah pemahaman karate-do (karate adalah jalan hidup).
Dengan memahami filosofi dasar dan teknik Kata ini, karateka akan menyadari adanya titik temu antara teknik dan strategi. Dan dengan mengingat bahwa karate bukan semata-mata teknik untuk membela diri melainkan lebih merupakan jalan hidup (karate-do), maka latihan Seienchin secara mendalam akan membawa ke sebuah kesadaran bahwa "strategi lebih utama ketimbang konfrontasi".
 
http://www.youtube.com/watch?v=bweFebBI4Kc

Bassai-Dai adalah kata shitei (kata wajib) pertama dalam aliran karate Shito-ryu. Bassai-Dai merupakan salah satu kata dari rumpun Passai. Dibawah ini adalah catatan tentang Passai.

PASSAI
Pengertian
Passai secara harfiah dapat diartikan sebagai “menerobos sebuah benteng”, menunjukkan kemampuan untuk menembus pertahanan apapun.
Arti lain dari Passai adalah “tinju macan tutul”. Salah satu peneliti –Akio Kinjo- percaya bahwa nama Passai berasal dari bahasa Mandarin ‘baoshi’ yang berarti macan tutul. Binatang ini disebut ‘Baasai’ dalam dialek Fushou dan ‘Pausai’ dalam dialek Shous Quan. Kinjo juga percaya bahwa gerakan kata ini berasal dari jurus ‘tinju macan tutul’ Kungfu Cina.

Sejarah Passai
Passai awalnya berasal dari China namun tidak lagi dipraktekkan disana. Passai merupakan rumpun kata paling besar jika dibanding dengan rumpun lainnya. Timbulnya berbagai macam versi dalam rumpun kata ini sangat mungkin dipengaruhi oleh pengembangan dari master-master yang berbeda. Misalnya Passai yang diciptakan oleh Matsumura kemudian diajarkan pada Itosu. Itosu kemudian mengembangkannya lagi menjadi versi yang lain. Kata dengan versi baru inilah yang diajarkan pada Funakoshi dan begitulah seterusnya. Bisa dibilang, masing-masing versi dari Passai ini adalah mewakili dari Master pengembangnya.
Mungkin kebanyakan orang berpendapat bahwa Itosu mempelajari Passai yang diajarkannya adalah murni dari Matsumura. Akan tetapi, beberapa spekulasi menunjukkan adanya style Oyadomari pada kata ini. Satu sumber menyatakan bahwa salam tinju di awal kata ini adalah bukti bahwa kata ini datang dari Tomari hingga Oyadomari. Kata lain yang keluar dari daerah ini juga mempunyai salam tinju yang sama dan berpengaruh pada Itosu ketika beliau membuat silabus untuk mengajar kata seperti Jion, Jitte, Jiin dan Empi. Salam tinju ini merupakan gestur yang banyak terdapat dalam beladiri China, namun terlihat lebih spesifik pada desa Tomari ketika kata ini berubah menjadi kata Okinawa.
Setidaknya hingga saat ini ada 22 versi Passai yang bisa dilacak. Versi-versi tersebut kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1.    Matsumura Ortodoks-Kyan-Oyadomari
2.    Itosu-Ishimine
3.    Tawada-Chibana
Kata Passai dari desa Shimabuku (versi ortodoks Matsumura) merupakan versi yang tertua dari kata ini.

Versi-Versi Passai
Berbagai versi Passai adalah sebagai berikut:
1.    Matsumura Passai, diciptakan oleh Bushi Matsumura (1797-1889) dari Shuri. Kata ini berkarakter offensive. Dibanding Bassai Dai, kata ini lebih memiliki variasi gerakan.
2.    Matsumora Passai, diciptakan oleh Kosaku Matsumora (1820-1898) dari Tomari. Sikap berkaki satu yang digunakan dalam kata ini menjadikan Matsumora Passai menjadi salah satu kata yang indah.
3.    Oyadomari Passai, diciptakan oleh Peichin Oyadomari (1831-1905). Kata ini adalah kata tertua di Shorin-ryu. Kata ini disampaikan ke Shimabukuro sensei dari Oyadomari Kokan melalui Chotoku Kyan Sensei. Kata ini masih mempertahankan esensi tradisional dibungkus dalam bentuk kuno.
4.    Itosu Passai, diciptakan oleh Yasutsune Itosu (1832-1916). Kata ini merupakan pengembangan Kata Passai versi Matsumura.
5.    Funakoshi Passai, kata yang dikembangkan oleh Gichin Funakoshi ini menjadi kata Bassai Dai versi Shotokan.
6.    Kyan Passai, diciptakan oleh Chotoku Kyan (1870-1945), guru Zenryo Shimabuku.
7.    Motobu Passai,diciptakan oleh Choki Motobu (1870-1942).
8.    Chibana Passai,diciptakan oleh Choshin Chibana (1887-1969), pendiri Kobayashi-Ryu.
9.    Ishimine Passai,kata ini diciptakan sekaligus disahkan oleh sahabat Itosu, yang juga merupakan murid dari Matsumura yaitu Bushi Ishimine. Ishimine Passai diketahui merupakan gabungan dari Versi Matsumura dan Versi Oyadomari (pada jaman dulu seorang karateka yang berlatih pada beberapa Master Karate merupakan hal yang lazim).
10.     Tawada Passai, Tawada adalah seorang master Kobudo tua.
11.     Tomari Passai, dinamai dari sebuah desa di Ryukyu.
12.     Ichigina Passai.
13.     Shimpaku Passai, diciptakan oleh Motochiro Shimpaku.
14.     Ishiro Passai, disebut juga Sekiryo Passai.
15.     Teruya Passai, disebut juga Shoya Passai.
16.     Anzato Passai, mungkin diciptakan oleh Azato.
17.     Oshiro Passai, disebut juga Ojosan atau Daijosan Passai.
18.     Bassai Dai, dapat diartikan sebagai menembus benteng besar. Dipercaya telah diciptakan selama kurang lebih 400 tahun yang lalu. Bassai Dai awalnya hanya boleh dipelajari oleh seorang sabuk hitam (minimal DAN I). Namun seiring berjalannya waktu, hal itu tidak berlaku lagi mengingat kebutuhan yang meningkat, utamanya di bidang keatlitan.
19.     Bassai Sho, dapat diartikan menembus benteng kecil. Gerakan-gerakan dalam kata ini menggambarkan seseorang yang sedang memakai toya.
20.     Ichingana Passai.
21.     Passai Sho, berasal dari Shito-ryu dan nampaknya didasarkan pada kata Bo (Toya).
22.     Passai Dai, kata yang berasal dari Shito-ryu ini sekarang sudah jarang atau hampir tidak pernah dimainkan lagi.
 
http://www.youtube.com/watch?v=F-JpsiKSYKU

Tidak ada komentar: