Karate
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Karate
(空手) |
|
Nama lain
|
Karate-dō (空手道)
|
Fokus
|
|
Tingkat kekerasan
|
Kontak penuh
|
Negara asal
|
|
Pencipta
|
|
Seni pendahulu
|
|
Olahraga Olimpiade
|
Tidak
|
Karate (空 手 道) adalah seni bela
diri yang berasal
dari Jepang. Seni bela
diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela
diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”.
Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang
tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa
(Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar
lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji.
Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti
‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti
‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang
dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
Keempat aliran
tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya
karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja.
Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di
dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak
termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara
Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF.
Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal
dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF
(International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate
tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan
Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran
Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar
karate terbagi tiga seperti berikut:
- Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
- Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
- Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman
sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran
tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran
olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Daftar
isi
|
Teknik Karate
Teknik Karate
terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus)
dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk
menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti
dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum
mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon
dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan
(sabuk coklat). Pada tahap dan
atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan
baik.
Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata
dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi
juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata
memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata
ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat
digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran
memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai
contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi
di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata)
tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti
"pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat
lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang
mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum
melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite
yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite
aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite
Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan
di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat
dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya
supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran
"kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi
Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip.
Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan
sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran
kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate
dan Jujutsu, maka Kumite
dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai,
yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu
Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk
jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan
karate dibagi atas dua jenis yaitu :
- Kumite (perkelahian) putera dan puteri
- Kata (jurus) putera dan puteri
Kumite
Kumite dibagi atas
kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite
beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem
pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak
kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara.
Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada
waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami
nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan
agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada
pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik
untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib
dalam peraturan pertandingan.
Para peserta
harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak
selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan
dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata
beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para
peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata
beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk
dilatih.
Menurut standar
JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata
yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and
Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari
aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF,
hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh
perguruan 4 besar di atas.
Luas lapangan
- Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
- Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite
Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya
adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi
kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah
batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh
menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua
lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang
sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup
matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena
bertanding efektif.
Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang
diperlukan dalam pertandingan karate
- Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
- Pelindung tangan
- Pelindung tulang kering
- Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
- Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
- Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
- Pelindung tubuh untuk kontestan putri
- Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
- Peluit untuk arbitrator/alat tulis
- Seragam wasit/juri
- Baju putih
- Celana abu-abu
- Dasi merah
- Sepatu karet hitam tanpa sol
- Papan nilai/n scoring board
- Administrasi pertandingan
- bendera merah & biru untuk juri
- Peluit untuk wasit
Tambahan:
Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan
untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.
Falsafah Karate
Rakka (Bunga yang
berguguran)
Ia adalah
konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik
pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan
menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan
jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut
akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka,
si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan
atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu.
Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk
membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu
seperti air)
Konsep ini
bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan
dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal
bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di
danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan
terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut,
bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Aliran Karate
Seperti telah
disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari
aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri
khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4
besar JKF" adalah sebagai berikut:
Shotokan
Shoto adalah nama
pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan -
sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi.
Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke
Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari
berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat
membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan
tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga
praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
Goju-ryu
Goju memiliki arti
keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan
merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki
sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan
yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga
Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para
praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari
lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular
serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu
Aliran
Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA
yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak
dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta
bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju
memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Wado-ryu
Wado-ryu adalah
aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran
beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga
Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu
menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal,
lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan
keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan
sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan
JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang
ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan
aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar
JKF" antara lain adalah:
Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk
dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat
terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan
Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh
Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran
tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana
praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact
kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami
arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat
keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran
karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus
pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak
langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh
pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada
kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat
Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100
orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite
berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300
orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
Shorin-ryu
Aliran ini
adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin
Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate
abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan
Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan
Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan
bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Uechi-ryu
Aliran ini
adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China,
karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi
Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat
mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih). [1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar