Makna Sabuk Dalam Beladiri Karate,By DUDINURHADI
Karate
merupakan olahraga beladiri yang mempunyai ciri khas yang dapat
dibedakan dari jenis olahraga beladiri lainnya seperti Silat, Judo, Kung
Fu, Kempo dan beladiri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara
filosofi, tehnik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani
proses latihan, pertandingan serta pada saat pelaksanaan ujian kenaikan
sabuk atau tingkat. Salah satu perbedaan di dalam penggunaan atribut
yakni peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan, seperti baju dan
sabuk. Namun demikian antara beladiri Karate dan Judo memiliki kesamaan
di dalam menentukan sistem peringkat, yaitu dengan membedakan
berdasarkan warna sabuk. Sebagaimana yang diakui oleh Master Gichin
Funakoshi bahwa Karate didalam menggunakan system pemeringkat
mengadopsi/meniru sistem yang dipergunakan didalam beladiri Judo.
Dalam
beladiri Karate warna sabuk (obi) dipergunakan untuk membedakan antara
satu karateka dengan karateka lainnya. Sabuk yang dipergunakan oleh
karateka dasar/pemula saat mulai berlatih Karate dimulai dari sabuk
putih. Secara filosofis, perbedaan sabuk Karate ini untuk menunjukkan
bahwa karateka harus menjunjung tinggi sikap saling menghomati satu sama
lainnya. Karateka yang baru belajar atau pemula harus menghormati
karateka yang sudah lebih tinggi sabuk yang diraihnya, meski secara umur
lebih muda. Namun demikian karateka yang sudah meraih sabuk lebih
tinggi dari yang lainnya, wajib untuk menghargai dan menghormati pula
karateka yang baru belajar. Sikap ini sejalan dengan prinsip Karate yang
dijelaskan oleh Gichin Funakoshi bahwa Karate diawali dan diakhiri oleh
sikap menghormati dan saling menghargai.
Obi
sebagai sistem pemeringkat menggunakan ukuran kyu (kadang berbeda
antara satu perguruan dengan perguruan lainnya) yang merupakan bentuk
representasi dari Karate dalam menunjukkan bahwa karateka harus
berproses dalam semua tujuan yang diinginkan. Untuk menjadi sekedar
sabuk hitam, harus mulai belajar dasar. Untuk mengejar nilai kebaikan
melalui perolehan sabuk hitam, harus belajar dari dasar. Kecuali untuk
tokoh yang memberikan kontribusi dan dukungan nyata terhadap Karate
mereka bisa mendapat penghargaan sabuk hitam kehormatan. Dengan
demikian, perbedaan sabuk ini selain sebagai pelajaran bagi karateka
untuk terus belajar dan berproses dalam meraih tujuan, juga saling
menghormati dan menghargai sesama karateka adalah kemutlakan untuk
dijalani.
Sabuk
Karate sendiri terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih
dan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :
SABUK PUTIH
Melambangkan
kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi
dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru
masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung
dari apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian,
setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa
yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing
individu.
SABUK KUNING
Melambangkan
warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari
baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam
karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk
kuning juga merupakan tahapan terakhir dari seorang “raw beginner” dan
biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada
juga yg mulai turun di suatu turnamen.
SABUK HIJAU
Sabuk
ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau
ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala
sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya
semangat dan teknik gerakan yang sudah dikuasainya. Sifat dari warna
hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang
karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa
memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
SABUK BIRU
Warna
sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus
mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka
harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang
dihadapinya dengan semangat tinggi dan berfikir bahwa proses latihan
adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang
didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
SABUK COKLAT
Warna
sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas
dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari
tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap,
kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di bawahnya, dan juga sikap
melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki
adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
SABUK HITAM
Warna
hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang
didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman
bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua
prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari
karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai
selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang
lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan
nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran
Gichin Funakohsi).
Sebagian
perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain
sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4)
mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada
yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang
langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian
perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk
coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1.
Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3
semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara
karateka yang baru belajar/pemula dengan yang sudah lama menekuni
Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses
pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain
itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi
semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar